di kos sendirian ternyata ga seenak yang aku bayangkan. apaapa serba sendiri.
masak, masak sendiri, makan, makan sendiri, cuci baju sendiri, tidurpun sendiri #Pudang gading digoyang mang, asyeeekkk (~'__')~ *jiwa dangdutnya kumat.
sebenarnya aku ber2 sama temenku Arida (baca : panggilan kesayangan Idut). pagi ini mendadak kami kelaparan. karena keterbatasan duit aku berencana masak Mie instan, tapi ga jadi *males nunggu soalnya*. berhubung ada beras nganggur yauda aku masak nasi. hal yang tidak pernah berhasil aku lakukan selama hidupku. (baca : kali hasilnya hancur)
aku : buat ber2 kita masaknya seberapa.? *tanyaku datar*
Idut : gatau. tergantung mau makan seberapa.! *jawabnya bingung*
aku : kamu laper ga.? *pnasaran*
Idut : laper banget, mungkin aku mau makan banyak. *tampang rakus :D*
aku : * menakar beras* *cuci beras* eh dut airnya seberapa.? *tanyaku*
Idut : gatau, aku ga pernah masak nasi.
aku : sama, biasanya kan temen ku yang masak aku tinggal terima jadinya aja, haha.
Idut : katanya sih seruas jari Rer. *nunjukin ruas jari dia* *raguragu*
aku : yauda segitu aja. *mantap*
udah kan ada beras+air satu ruas jari ----> masukin ricecookers tekan cook untuk mulai memasak -___-
beberapa menit kemudian.
"klik" *bunyi ricecookers tanda nasi matang*
setelah di buka . .
jreeenggg . . . masih keras ternyata, benerbener ga ada bakat masak. cuma masak nasi aja ga bisa #parah ('___')?
Idut : tambah air aja.
aku : *nambahin air* seberapa nih.?
Idut : sukasuka kamu deh hahaha *ga yakin*
aku : *bingung*
harapharap cemas nunggu tu nasi mateng, dngan perut keroncongan berirama dangdut koplo sabar menanti sang nasi. dan akhirnya "klik" mateng juga nasinya. dan aku terkaget kaget ketika mendapati hasil masakan ku bukan nasi melainkan lebih terlihat seperti bubur.
cekidoot . .
apakah ini bisa dinamakan nasi.? menurut pendapat para pakar nasi gatot (baca : gagal total) ini lebih menyerupai bubur dari pada nasi pada umumnya. nasi yang aku harapkan dari hasil memasakku adalah seperti di bawah ini . .
taraaaaaaaa . . .
Khusus buat ibu-ibu saya mohon maaf ya, bukan bermaksud mengajari tetapi hanya share aja. So, begini caranya:
Nasi dimasak menggunakan dandang dan kukusan di atas tungku kayu bakar. Agak repot memang, karena harus nyalain kayu bakarnya, dan kayu Bakar tesebut harus kering. Kalo tidak susah nyalanya. Saya pernah menawarkan ibu untuk pake kompor gas, tetapi ia menolaknya alasan takut selang gasnya bocor digigit tikus. Ya udah, akhirnya sampe sekarang masih pake tungku, dan sekali2 pake kompor minyak.
Kembali ke cara masak nasi tradisional. Nyalakan tungku, cuci beras masukkan kedalam wajan dan tambahkan air, masak sampai setengah masak atau samapai airnya kering. Angkat dan biarkan untuk beberapa menit.
Sementara didihkan air di dandang, masukan nasi tadi ke kukusan dan kukusan tersebut ditaruh diatas dandang dan masak sampai nasi benar2 tanak. Ciri2nya, asap mengepul dari kukusan.
Angkat nasi, taruh diatas tampah dan dinginkan menggunakan kipas (orang sunda bilang ihid). Mendinginkan nasi Akan membantu nasi jadi pulen. Oh ya tadi lupa waktu masak nasi, masukkan daun pandan biar nasinya wangi. Nah, lembut dan pulen dengan cara masak tradisional siap untuk dihidangkan.
selamat mencoba :)
0 komentar:
Posting Komentar