Eun
Oh yang mendengarnya langsung kaget dan menoleh ke Arang “Apa kau gila? Apa
yang sedang kau bicarakan, bahwakita memiliki hubungan seperti itu?”
Dengan
santai dan nada menggoda Arang menjawab “Semalam, kita tidur bersama. Apakah
kita perlu mendirikan "tembok
raksasa"untuk bisa mengatakan bahwa kita tidur bersama?
Eun
Oh langsung kaget dan gugup sambil memgang kepalanya “Tem... bok raksasa!”
Di
pasar Dol Swe melihta sebuah pengumuman. Dia membacanya dengan seksama.
“Dicari:
Hakim, Kita mencari seorang hakim untuk kota Milyang. Tidak diperlukan
wawancara. Tidak ada batasan kelas, latar belakang pendidikan, catatan
kriminal, jadi segera melamarlah. Diperlukan segera. Dibuat oleh Administrator
Balai Kota Milyang.”
Dol
Swe menggerutu membaca pengumuman itu “Aku rasa memang kota ini benar - benar
terkutuk.”
Sementara
itu Arang masih sibuk mengejar Eun Oh yang enggan berurusan dengannya. Dia
terus mengajak Eun Oh bicara “Suatu hari, aku tiba - tiba saja mati. Tetapi aku
tidak ingat apapun!”
Belum
sempat melanjutkan ceritanya Eun Oh menegur Arang untuk tidak menceritakan
hal-hal yang sama.
Arang
tentu kaget karena tau semalam Eun Oh menedengarnya tapi pura-pura tidak dengar
“Huh? Kau sudah mendengarnya? Kau mendengarnya semalam! Lalu, kenapa kau
berlagak seolah tidak tahu apapun?
Eun
Oh tidak menjawab dan malah mengusir Arang pergi. Tapi Arang tetap bersikeras
meminta bantuan Eun Oh untuk mencari tau siapa dirinya.
Saking
kesalnya karena Arang terus mengikutinya, akhirnya Eun Oh mengeluarkan sesuatu
dari lengan bajunya. Ternyata itu adalah biji kacang merah. Arang yang melihatnya
sangat ketakutan. Eun Oh sudah bersiap melempar biji ituke arah Arang, mebuat
Arang semakin takut.
Arang
“Jangan lakukan!!”
Eun
Oh tetap melemparnya, tapi tidak ditujukan ke arah Arang.
Eun
Oh “Lain kali, aku sungguh - sungguh akan melemparkannya ke arahmu, Mengerti?”
Arang tidak putus asa dia pun masih mengejar Eun Oh
“Aku hanya meminta bantuanmu untuk mencari tahu siapa namaku. Seberapa sulitnya
itu?”
Tentu
saja Eun Oh masih enggan meladeninya. Dia berkata dia bukan seorang hakim, jadi
itu bukan pekerjaannya.
Arang
“Jadi, kalau kau menjadi hakim, akankah kau melakukannya?”
Eun
Oh kaget dan membalikkan badannya “Jika aku menjadi seorang hakim? Jika aku
menjadi seorang hakim,aku akan melakukannya untukmu.” Kemudian berlalu
meninggalkan Arang.
Arang
“Kau sudah berjanji.”
Di
rumah Tuan Choi
Tuan
Choi dan Joo Hwal berbicara serius di dalam ruangan. Tuan Choi “Kau tahu semua
ini hanya gara - gara kau, bukan? Kita seharusnya membuat contoh yang baik
ditempat kita dulu berada. Kenapa kau menunjukkan rasa simpatimu,yang bukan
merupakan kebiasaanmu?” Tuan Choi menyalahkan putranya itu.
Joo
Hwal malah membantah ayahnya “Itu tugasmu. Aku sibuk mengurus urusanku.”
Tuan
choi “Tentu saja, sebentar lagi akan ada bulan separuh. Dengan berjalannya
waktu, aku rasa pekerjaannya tidak menjadi lebih mudah.”
Joo
Hwal lalu berpamitan meninggalkan Ayahnya yang terus memperingatkannya untuk
menemukan gadis yang disukainya. Joo Hwal juga meninggalkan perkataan yang
membuat ayahnya itu kesal dan memakinya.
Di
tempat lain seorang cenayang sedang meramal nasib seorang wanita paruh baya.
Cenayang
“Oh! Aku melihatnya! Aku melihat. Dalam rumah tanggamu, ada anak yang mati
tenggelam dalam air bukan?”
Si
wanita itu membenarkan ucapan cenayang dan bertingkah seperti sangat yakin pada
cenayang itu. Dia menangis mengingat anak lelakinya. Kemudian bertanya imbalan
yang diminta cenayang “Baiklah! Berapa harganya?Berapa harganya? Berapa harga
yang kau minta?
Cenayang
dengan santai menjawab “Sepuluh nyang .[Nyang: mata uang era Joseon]”
Si
wanita marah karena dibohongi dan menuangkan beras ke kepala cenayang dan
meminta uang nya dikembalikan karena sudah menipunya. Dia marah dan mengancam
cenayang.
Setelah
wanita itu pergi Arang muncul di rumah cenayang. Tapi karena kekuatan cenayang
tidak sempurna dia hanya bisa mendengar suara Arang tanpa bisa melihat
bentuknya.
Arang
“Apakah kau masih hidup dengan cara begitu?”
Cenayang
yang mendengar suara Arang kaget sekaligus sedih karena Arang datang lagi
mengganggunya “Kau bilang kau tidak akan datang lagi.”
Arang
menghina kekuatan cenayang yang hanya setengah-setengah itu. Tapi kemudian
Arang meminta bantuan cenayang itu. Si cenayang pun hanya bisa pasrah mematuhi
si Arang.
Di
balai kota 3 orang pejabat sedang berdiskusi tentang kekhawatiran merekan
karena belum menemukan hakim yang mereka cari-cari. Mereka mulai resah karena
nyawa mereka bisa menjadi taruhan kalau tidak bisa menemukan hakim baru.
Tiba-tiba
terdengar suara yang membuat mereka panik “Suara apa itu?”
Ternyata
itu adalah suara kedatangan si cenayang. Dia masuk dan berlutut kepada ketiga
pejabat. Kemudian mencoba memperkenalkan diri “Aku cenayang dari lembah
Hwaryong. Jika aku memperkenalkan diriku, aku adalahgenerasi ke 10 dari
keluarga cenayang terkenal...”
Belum
selesai dengan perkenalannya salah satu pejabat menyela dan menanyakan maksud
kedatangan si cenayang.
Cenayangpun
menjelaskan maksudnya “Hari ini, Dewa datang dan mengatakan padakuuntuk
menemuimu. Itu karena... Ada jalan untuk memilih seorang hakim.
Pejabat
1 “Apa maksudmu?”
Ketiga
pejabat itu lalu berlari menuju tempat Eun Oh setelah mendengar ucapan
cenayang. Sepanjang jalan mereka terus bersyukur karena nyawa mereka
terselamatkan.
Eun
Oh terlihat berjalan keluar rumah dengan tatapan sedih namun tiba-tiba 3 orang
pejabat itu datang dan memukul punggung Eun Oh memasukkannya dalam karung.
Mereka menculik Eun Oh.
Mereka
membawa Eun Oh ke Balai kota. Di sana Eun Oh di ikat tangan dan kakinya.
Pakaiannya di ganti dengan seragam hakim. Saat Eun Oh sadar dari pingsannya di
telah berada di balai kota. Di marah dan berusaha melepaskan diri.
Tapi
mereke tidak peduli dan meninggalkan Eun Oh. Mereka malah berdebat tentang peti
mati yang akan mereka gunakan jika Eun Oh mati dalam misinya.
Pejabat
2 “Lalu, peti mati seperti apa yang akan kita gunakan?Yang terbuat dari kayu
Juniper?”
Pejabat
1 menjawab dengan sengit “Kalian bodoh! Itu terlalu mahal. Kita pakai kayu
Pawlonia untuk petinya.”
Eun
Oh masih marah di ruangannya, dan memaki ketiga pejabat itu. Ketika lampu lilin
mulai kabur Eun Oh pun sadar kalau dia di jadikan persembahan untuk hantu.
Kemudian dia memaki hantu itu “Berhenti mengujiku dan keluarkan aku sekarang
juga! Selama kue berasku masih siap untuk kau jadikan pengorbanan! Aku telah berpikir
tentang apa yang membuat 10,000 perawan membenci dengan kejam di Milyang. Biarkan
aku melihat mukamu yang buruk itu!”
Suara
tawa Arang memecah keheningan malam, mebuat hakim mencar tau dr mna arah suara
itu. Setelah itu terlihat sesosok Arang yang muncul dengan posisi badan
terbalik.
Eun
Oh yang melihatnya tidak heran lagi “Turunlah dengan benar. Sebelum ku tarik
rambutmu dan ku ikatkan ke pintu.” Arang langsung ngeri membayangkan Eun Oh
mengikat rambutnya di pintu, kemudian dia trun dengan perlahan secara normal.
Arang
“Kau benar - benar seorang Tuan Muda pemberani.”
Sementara
itu diluar, para pejabat yang menculik Eun Oh berdiskusi apa yang akan terjadi
pada Eun Oh.
Pejabat
2 “Tapi, apa hantu itu benar-benar akan membunuh sang Hakim?
Pejabat
1 “Jika itu benar, kenapa bisa terjadi kematian yang tragis dimalam pertama?”
Pejabat
3 ”Dia hantu perawan.Pilihannya harus seorang hakim pria.”
Arang
duduk manis layaknya gadis bangsawan di depan Eun oh. Eun Oh terlihat mengejek
dan meminta Arang melepaskan tali yang mengikatnya “Lepaskan ini.”
Arang
dengan lemah lembut “Jadi, agar kau bisa lempar biji kacang merah lagi?”
Eun
Oh “Aku tak akan melemparkannya.”
Arang
dengan gaya nya yg masih sok bangsawan “Wanita ini, tidak percaya padamu.”
Eun
Oh meyakinkannya dengan janji seorang pria, kemudian Arang percaya dan
melepaskan ikatannya.
Setelah
tali di lepaskan, Eun Oh merenggangkan badannya, membuat Arang menjauh. Arang
sedikit takut karena Eun Oh terlihat marah.
Arang
“Karena kau sudah berjanji, maka aku hanya membantumu.”
Eun
Oh ”Janji? Janji apa?”
Arang
“Kalau kau menjadi Hakim, kau akan mencabut kutukanku. Kau sudah janji.”
Eun
Oh “Jadi kau yang merencanakan semua ini? Oh, omong - omong, mengapa ketika kau
menangis
suaramu
terdengar seperi ulat yang sedang merangkak pada kulit pohon pinus?”
Arang
“Ini bukan cara yang kusukai, tetapi seseorang bilang padaku kalau....dihadapan
pria Aku harus halus dan lembut, Agar dia mengabulkan permintaanmu.”
Eun
Oh “Kau bunuh semua hakim sebelumnya, karena taktikmu tak berhasil? Para Hakim
yang tidak berdosa?”
Arang
mencoba mengelak dari tuduhan Eun Oh “Semua hal itu...! Wanita ini,
menyesalinya!” arang menjelaskan alasannya kepada Eun Oh dan menceritakan
kisah-kisah para hakim yang mati karenanya.
Arang
“Aku harus meminta bantuan kepada para hakim itu, tetapi aku tidak dapat
menampakan diriku pada mereka, jadi...Aku bekerja keras untuk dapat
menemukan"Ga Shi Hwan" (a.k.a Bo Yi Gu Ra [Permainan kata: Bo Yi Da
berarti "Show/Pertunjukan"]) dan memanggang dan memakannya. Itu
adalah pil ajaib, bila hantu memakanya mereka dapat menampakkan dirinya pada
manusia. Pil Ini diam-diam dijual di alam kami.”
Kisah
hakim 1.
Arang
dengan suara menakut-nakuti “Pak Hakim”
Si
hakim ketakutan mendengar suara Arang “Siapa... siapakah kau?”
Arang “Tolong.... bebaskan arwahku.”
Seketika
hakim langsung tewas melihat Arang yang berantakan “Hakim yang pertama,
meninggal karena lemah jantung.”
Kisah
hakim 2
Arang
“Aku berusaha keras untuk tidak menakut
- nakuti mereka. Namun karena tinggal satu pil yang tersisa, aku terpotong
sebagian dan hanya muncul setengah badan saja.”
Hakim
kedua pun tewas karena syok melihat Arang hanya berupa kepala sampai dada.
Kisah hakim 3.
Hakim
ini terlihat sangat kuat. Hakim ketiga katanya seorang pejuang danpemberani dia
bahkan menantang agar Arang keluar. Tapi ketika Arang menampakkan hanya bagian
bawah tubuhnya, hakim itupun ketakutan dan mati juga.
Eun Oh
yang merasa risih mendengar Arang berbicara tidak seperti biasa menegur “Ah...ini...!
Bicaralah dengan suara normal!
Kemudian
Arang pun mengembalikan ke suara aslinya “Jadi, Aku memeriksa seberapa besar
keberanianmu, dan kau cukup berani , jadi aku mengatur ini semua. “
Tapi Eun
Oh tetap menolak membantu Arang “Kalau kau ingin minta tolong, kembalilah menjadi
manusia. Karena aku sangat membenci hantu.” Dia mengusir Arang, walaupun Arang
beralasan ingin menemukan orang tuanya sebelum pergi ke dunia lain. Sampai-sampai
dia pura-pura menangis tapi Eun Oh tidak percaya dan tetap mengusirnya. Arang pun
pasrah dan pergi meninggalkan Eun Oh
Di luar
Arang memaki Eun Oh “Orang jahat! padahal aku sudah mencoba meskipun hanya ada
sedikit harapan.”
Di sebuah
jembatan Joo Hwal sedang merenung memandangi bulan. Nampaknya dia menunggu
bulan purnama tiba. Dia teringat pesan Ayahnya “Sebentar lagi akan ada bulan
purnama Tugasmu tidak akan menjadi lebih mudah dengan berjalannya waktu.”
Lamunannya
buyar mendengar percakapan para gadis yang melintasi jembatan “Hari ini akan
ada bulan purnama , aku takut jika ada sesuatu yang terjadi, Bulan ini adalah
"Bulan Busuk". Para Dewa tidak mengawasi manusia pada saat itu,mereka
tidak dihukum meskipun jika mereka menaruh mayat secara terbalik sekalipun.”
Joo
Hwal menyimak sedikit sambil memegangi cincin nya. Seperti cincin sihir.
Pagi harinya
di balai kota ketiga pejabat telah sibuk mempersiapkan peti untuk Eun Oh.
Pejabat
1 “Cepat, cepat!”
Pejabat
2 dan 3 mengeluh karena merasa petinya sangat berat.
Setelah
sampai di depan pintu kamar Eun Oh, mereka bertanya apakah Eun Oh masih hidup
atau tidah. Namun ketika pintu di buka terlihat sesosok Eun Oh yang sudah
terlihat marah padam.
Ketiga
pejabat itu tentu saja kaget mengira Eun Oh hantu. Tapi mereka segera sadar
kalo Eun Oh bukan hantu.
Sementara
Dol Swe yang baru mendengar Tuan nya diculik berlari sambil memanggil tuangnya
melewati pasar menabrak orang-orang yang lewat.
Dol Swe
“Tu-Tuan!! Apakah kau ada yang terluka? Apakah ada, uh, ada yang robek atau
meletus?
Eun Oh
menjelaskan keadaannya “Aku diculik dan kau tidur?? Kau tertidur??
Dol
Swe yang marah mendengar tuannya di culik langsung mencengkeram leher para
pejabat itu “Beraninya kalian mempersembahkan Tuankukepada janda tua? Berapa
banyak yang kau dapat?”
Para pejabat
ketakutan, apalagi setelah Eun Oh menjelaskan kalau dia di jadikan persembahan
untuk hantu.
Dol Swe
marah dan hampir menghajar para pejabat itu “Apakah kau gila? Apakah kalian
tahu siapakah Tuan Muda ini? Bersiaplah untuk mati!”
Pejabat
1 masih sangat ketakutan “Si si siapa . . sebenarnya tuan ini ?”
Dol
Swe pun dengan bangga memperkenalkan tuannya “Dia adalah putra tuan Kim Eung
Boo Perdana menteri sebelumnya . . .”
Mereka
langsung ketakutan mendengar nama ayah Eun Oh.
Dol
Swe menakut-nakuti mereka “Kalian semua akan mati sekarang! Oh , disini ada
peti mati juga! Tetapi mengapa ada satu?! Bawa dua lagi!”
Para pejabat
itu menyesal dan minta maaf ketakutan. Mereka memohon untuk diampuni.
Di tempat
cenayang Arang dan cenayang sedang makan bersama.
Cenayang
“Apakah pekerjaanmu berjalan dengan baik hari ini?”
Arang
membanting kesal sendoknya “Aku
melakukan segala yang aku bisa lakukan,tetapi dia bahkan tidak berkedip sekalipun!
Gaya manja, air mata, menyedot hidung, aku sudah lakukan semuanya, tetapidia
sangatlah kuat.”
Cenayang
malah menejek Arang “Maka...itu berarti, kamu, buruk rupa .”
Arang
marah “AH! KENAPA KAU TIDAK KATAKAN DARI TADI?”
Cenayang
balas marah karena dia memang tidak melihat bentuk Arang “Masalah dengan pria
adalah....tak peduli apa yang dikatakan oleh mereka,mereka pasti terpukau pada
wajah cantik.”
Arang
penasaran “Lalu bagaimana?”
Cenayang
menjelaskan “Jika kau tidak terlahir dengan wajah yang cantik,kau harus
membuatnya menjadi kenyataan. Bedaki mukamu sedikit. Ikatkan sesuatu pada
rambutmu.Pakailah baju yang indah.”
Arang
putus asa karena dia tidak punya itu semua “dimana aku bisa mendapatkan itu
semua? hantu tidak dapat memiliki barang barang hanya orang yang hidup yang
yang dapat memberikanya Aku tidak mempunyai keluarga , Jadi siapa yang akan
memberi pakaian kepadaku ?”
Cenayang
“Ah, itu benar!”
Kemudian
arang mendapat ide, dia meminta cenayang memberikan semua itu padanya, tapi
karena cenayang tidak punya uang jadi dia meminta cenayang itu untuk mencuri di
pasar.
Dengan
semangat Arang menuntun cenayang waktu yang tepat untuk mencuri. Cenayang pun
pasrah mengikuti perintah Arang. Dia mencuri apapun yang di minta Arang.
Sampailah cenayang di ujung sungai kecil. Dia terpojok. Dol Swe dan Eun Oh melihat kejadian itu. Eun Oh melihat Arang mengikuti ceyang itu, namun dia tidak peduli.
Arang
merasa kasihan karena dia cenayang hampir di tangkap para pengawal. Dia hendak
membantu tapi takut pemburu hantu datang kalo dia mengganggu manusia. Walaupun begitu
dia tetap membantu cenayang. Dia menghanjar para pengawal. Menimbulkan keributan.
Eun Oh dan Dol Swe menyaksikan itu juga.
Karena
kekacauan yang di buatnya, pemburu hantu datang. Para hantu yang berkeliaran di
sekitar situ memaki arang dan mencoba kabur dari kejaran pemburu hantu. Arang yang
menyadari keberadaan pemburu hantu segera lari. Cenayang itu juga lari melewati
Dol Swe dan Eun Oh.
Lagi-lagi
Moo Young si pemburu hantu mengejar Arang. Arang berlari melewati Eun Oh. Eun Oh
tadinya cuek, tapi ketika melihat tusuk rambut Arang yang terlihat seperti
punya ibunya, dia tertegun dan buru-buru ikut mengejar Arang. Dia meminjam kuda
dan ikut kejar-kejaran bersama Moo young. Dol Swe hanya bingung melihat tingkah
tuannya.
Setelah
sampai di hutan, Eun Oh berhasil menyusul Moo Young. Dia kemudian menarik Arang
agar naik kuda bersamanya. Moo young terus mengejar mereka. Arang kaget melihat
Eun Oh menolongnya. Mata mereka saling menatap penuh kekhawatiran. The end ep 1
J
continue ke ep 2 :)
0 komentar:
Posting Komentar